Seminar Ungkap Fakta Mengejutkan, Mikroplastik di Pantai Sangatta Capai 1102 Partikel per Kilogram

SANGATTA, ETENS.COM — Ancaman mikroplastik kini semakin nyata di Kabupaten Kutai Timur. Sseminar bertajuk “Ancaman Mikroplastik bagi Manusia” yang digelar di Ruang Tempudau Kantor Bupati Kutai Timur mengungkap data mengejutkan tentang keberadaan mikroplastik di wilayah ini.
Seminar ini tidak hanya dihadiri oleh pelajar SMA dari Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, tetapi juga oleh organisasi kemahasiswaan, OKP, serta LSM. Semua pihak bersepakat bahwa mikroplastik partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Abdul Kadir Jaelani, salah satu narasumber yang juga seorang peneliti lingkungan, mengungkapkan hasil riset terbaru di pantai Sangatta Utara.
“Kami menemukan 1102 partikel mikroplastik per kilogram sedimen di pantai Sangatta Utara. Ini jumlah yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain,” ungkapnya.
Penemuan tersebut menggugah kesadaran peserta seminar bahwa masalah mikroplastik bukan hanya isu global, tetapi juga persoalan lokal yang mendesak untuk ditangani.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA) Kabupaten Kutai Timur, Arief Nur Wahyuni, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita bersama. Edukasi melalui seminar seperti ini adalah langkah awal,” ujarnya dengan tegas.
Narasumber lain dari Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur juga menjelaskan sumber-sumber mikroplastik, dampaknya pada ekosistem laut serta kesehatan manusia, hingga solusi praktis yang bisa diterapkan sehari-hari.
Seminar ini mendapat antusiasme tinggi dari para pelajar. “Saya baru tahu betapa bahayanya mikroplastik. Sekarang saya lebih peduli dan ingin ikut mengurangi sampah plastik,” kata seorang pelajar dari SMA Sangatta Selatan.
Peserta seminar diajak untuk lebih aktif dalam diskusi dan tanya jawab, menciptakan suasana interaktif yang membuat materi lebih mudah dipahami.
Melalui seminar ini, diharapkan masyarakat Kutai Timur dapat lebih sadar dan bertindak untuk mengurangi polusi mikroplastik. Pemerintah dan masyarakat perlu berjalan beriringan, mengingat ancaman ini bisa berdampak pada kesehatan generasi mendatang.
Dengan semakin banyaknya kegiatan edukasi seperti ini, harapannya Kutai Timur dapat menjadi contoh daerah yang aktif melawan ancaman mikroplastik dan menjaga kelestarian lingkungan. (*)
Tinggalkan Balasan